Analisis Kandungan Flavonoid dan Efek Hepatoprotektif Ekstrak Buah Mahkota Dewa
· Analisis Kandungan Flavonoid Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis Ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dianalisis untuk kandungan flavonoidnya menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Ekstrak disiapkan dengan melarutkan dalam pelarut metanol, kemudian dicampur dengan reagen AlCl₃ untuk membentuk kompleks berwarna yang dapat diukur pada panjang gelombang spesifik (biasanya sekitar 415 nm). Pengukuran absorbansi ini memberikan estimasi kuantitatif kandungan total flavonoid dalam ekstrak, dinyatakan dalam ekuivalen kuersetin (QE). Hasil analisis menunjukkan bahwa ekstrak buah mahkota dewa mengandung flavonoid dalam jumlah signifikan, yang diketahui memiliki berbagai aktivitas biologis, termasuk efek hepatoprotektif.
· Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC) untuk Identifikasi Flavonoid Untuk identifikasi spesifik flavonoid dalam ekstrak buah mahkota dewa, kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) digunakan. Ekstrak dielusi melalui kolom HPLC menggunakan fase gerak yang sesuai, dan senyawa flavonoid terdeteksi pada berbagai panjang gelombang berdasarkan sifat masing-masing senyawa. Analisis HPLC memungkinkan identifikasi dan kuantifikasi komponen flavonoid seperti kuersetin, kaempferol, dan rutin. Data HPLC menunjukkan bahwa buah mahkota dewa mengandung beragam flavonoid, yang berkontribusi terhadap aktivitas biologisnya. Identifikasi ini penting untuk mengaitkan senyawa spesifik dengan efek hepatoprotektif yang diamati.
· Pengujian Efek Hepatoprotektif pada Model Hewan dengan Induksi Hepatotoksin Efek hepatoprotektif ekstrak buah mahkota dewa diuji menggunakan model hewan yang diinduksi dengan hepatotoksin seperti karbon tetraklorida (CCl₄) atau parasetamol. Hewan percobaan (misalnya tikus atau mencit) dibagi menjadi beberapa kelompok, termasuk kelompok kontrol, kelompok yang diinduksi hepatotoksin, dan kelompok yang menerima ekstrak buah mahkota dewa sebelum atau sesudah induksi hepatotoksin. Parameter biokimia seperti kadar enzim hati (AST, ALT) diukur untuk menilai kerusakan hati. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak buah mahkota dewa dapat mengurangi peningkatan enzim hati yang disebabkan oleh hepatotoksin, menunjukkan efek perlindungan hati yang signifikan.
· Analisis Histopatologi Jaringan Hati untuk Menilai Efek Hepatoprotektif Untuk mengkonfirmasi efek hepatoprotektif, analisis histopatologi jaringan hati dilakukan. Setelah perlakuan dengan ekstrak buah mahkota dewa dan induksi hepatotoksin, jaringan hati hewan percobaan diambil untuk analisis mikroskopis. Sampel jaringan diproses, diwarnai dengan hematoxylin dan eosin (H&E), dan diperiksa untuk perubahan histologis seperti nekrosis, peradangan, dan degenerasi sel hati. Hewan yang menerima ekstrak buah mahkota dewa menunjukkan lebih sedikit kerusakan hati dibandingkan dengan kelompok yang hanya menerima hepatotoksin, dengan lebih sedikit tanda nekrosis dan peradangan. Temuan ini mendukung potensi ekstrak buah mahkota dewa sebagai agen hepatoprotektif alami.